Di buat Oleh : Mukhtar AK
Kasus
: Hasil skoring instrumen KUALITAS PELAYANAN PRAMUNIAGA, JUMLAH PENGUNJUNG dan JUMLAH PEMBELI yang terdiri atas 30 item diberikan kepada 20
orang responden uji coba.
(Penelitian pada 20 Toko di Ciamis).
JUDUL SKRIPSI : KUALITAS PELAYANAN PRAMUNIAGA DAN JUMLAH PENGUNJUNG PENGARUHNYA TERHADAP JUMLAH PEMBELI (Penelitian pada 20 Toko
di Ciamis).
Rx1x2 = Koefisien korelasi X1 dengan
X2
r
yx1 = Koefisien Jalur X1 terhadp Y
r
yx2 = Koefisien
Jalur X2 terhadp Y
e = Variabel epsilon / residu, yaitu variabel di
luar X1, X2 yang mempengaruhi keadaan Y
Microsoft Excel tidak hanya
dapat dipergunakan sebagai alat bantu menghitung saja, tetapi juga merupakan
alat bantu bagi kita untuk mencari koefisien-koefisien statistik dalam
Penelitan Skrsipsi, Thesis maupun Disertasi.
Yang perlu dipersiapkan adalah
data yang kita punya baik variable bebas/mempengaruhi (X) maupun variable
terikatnya/di pengaruhi (Y). Nilai
X dan Y adalah nilai total dari item-item yang ada.
Misal Judul : KUALITAS PELAYANAN PRAMUNIAGA DAN JUMLAH
PENGUNJUNG PENGARUHNYA TERHADAP JUMLAH
PEMBELI (Penelitian pada 20 Toko di Ciamis).
Frekuensi merupakan banyaknya data yang muncul dari
sekelompok data sesuai dengan kriteria. Untuk memperoleh hasil yang inginkan
kita gunakan rumus COUNTIF(Range,Criteria).
MENGHITUNG
VALIDITAS INSTRUMEN
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai
dengan kriteria, kriteria yang ditetapkan adalah 0.3 dalam arti memiliki
kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto, 1999: 65). Untuk menghitung
korelasi tiap butir pertanyaan dengan skor total dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus PEARSON(array1,array2), array1 yakni jawaban responden untuk
pertanyaan nomor 1, array2 yakni Jumlah total dari seluruh pertanyaan
UJI RELIABILITAS
Reliabilitas
(Reliability, keterpercayaan) menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrument
dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.Jadi,
kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrument pengukur adalah
konsistensi, keajegan, atau tidak berubah-ubah. Misalnya, alat ukur yang berupa
alat penimbang dengan satuan berat gr (gram), ons, dan kg (kilogram) dapat
digunakan secara konsisten untuk mengukur satuan berat sesuatu oleh siapa pun
dan kapan pun, dengan kata lain ketika kaitkan dengan penelitian pendidikan
kita harus memastikan soal-soal/ instrument penelitian yang kita buat untuk
mengukur hasil belajar harus benar-benar konsisten atau ajeg walau pun di
gunakan oleh siapa pun dan kapan pun.
Secara
garis besar, kita mengenal ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas
eksternal dan reliabilitas internal. Pada tulisan ini kita hanya membatasi
membahas mengenai reliabilitas internal. Pada dasarnya, reliabilitas ini
diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan.
Terdapat bermacam-macam cara yang dapat kita gunakan untuk mengetahui dan
menghitung reliabilitas internal. Pemilihan teknik mana yang digunakan biasanya
didasarkan atas bentuk instrumen maupun selera kita sebagai peneliti.
Penggunaan
teknik yang berbeda tentunya akan menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda
pula. Hal ini secara sederhana dapat kita pahami karena wajar saja pengaruh
sifat atau karakteristik data menyebabkan perhitungan menghasilkan angka yang
berbeda, salah satunya akibat pembulatan angka. Ada beberapa teknik
reliabilitas yang termasuk ke dalam prosedur konsistensi internal, diantaranya
banyak digunakan adalah teknik belah dua(split-half), Kuder-Richardson 20,
Kuder-Richardson 21, dan Alpha Cronbach. Namun dalam pembahasaan kali ini hanya
membahas teknik belah dua(split-half).
Menurut
Sakaran secara umum, keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk. Keandalan dalam
kisaran 0.70 bisa di terima dan lebih dari 0.80 adalah baik. (Sakaran,
2006:182).
TEKNIK BELAH DUA(SPLIT-HALF)
Untuk keperluan ini maka butir instrument di belah
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument Ganjil dan kelompok instrument
Genap. Skor butir instrument di jumlahkan sehingga menghasilkan Skor Total.
Selanjutnya Skor total kelompok Ganjil dan kelompok Genap kita korelasikan.
MENGHITUNG
KORELASI DAN REGRESI
Microsoft Excel tidak hanya dapat dipergunakan sebagai
alat bantu menghitung saja, tetapi juga merupakan
alat bantu bagi kita untuk mencari koefisien-koefisien statistic. Dalam tulisan
ini saya akan sharing cara mencari dan membacara koefisien korelasi dan regresi
dengan mempergunakan Microsoft excel 2010. Yang perlu dipersiapkan adalah data
yang kita punya baik variable bebas (X) maupun variable terikatnya (Y). Adapun
yang perlu kita perhatikan adalah bahwa nilai X dan Y adalah nilai total dari
item-item yang ada.
Microsoft Excel 2010 sudah menyediakan dua
fasilitas untuk mengolah data statistik, yaitu dengan memanfaatkan
fungsi-fungsi statistik yang ada, dan perintah nalisis yang merupakan perintah
tambahan (add-in) sehingga tidak ditampilkan pada menu utama Microsoft Excel 2010.
Korelasi (correlation) adalah salah satu teknik
statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih
yang sifatnya kuantitatif. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan
pada variable yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara
teratur, dengan arah yang sama atau dapat pula dengan arah yang berlawanan.
Bila dua variabel tersebut dinyatakan sebagai variabel X dan variabel Y, maka
apabila variabel X berubah, variabel Y pun berubah dan sebaliknya. Untuk nilai
koefisien korelasi berada diantara -1 sampai dengan 1. Jika nilai korelasinya
menunjukkan angka negatif ini menunjukkan hubungan variabel X dan Y mempunyai
hubungan negatif atau berlawanan arah
yaitu dengan adanya kenaikan variabel X maka akan diikuti dengan penurunan variabelY
begitu pula sebaliknya, serta jika angka korelasinya menunjukkan angka positif
ini menunjukkan hubungan variabel X dan Y mempunyai hubungan positip atau
searah yaitu dengan adanya kenaikan variabel X maka akan diikuti pula dengan
kenaikan variabel Y begitu pula sebaliknya. Jika nilai korelasi mendekati angka
nol berarti menggambarkan bahwa hubungan dua variabel tersebut semakin lemah.
Tetapi jika angka korelasinya semakin menjauh dari angka nol yaitu mendekati
angka 1 atau -1 berarti hubungan dua variabel tersebut semakin kuat. Perhatikan
table keeratan berikut :
TINGKAT
KEERATAN KORELASI
|
|
Interval Koefisien
|
Tingkat Keeratan Korelasi
|
0,00 – 0,19
|
Sangat
Lemah
|
0,20 – 0,39
|
Lemah
|
0,40 – 0,70
|
Kuat
|
0,71 – 0,90
|
Sangat
Kuat
|
0,91 – 0,99
|
Sangat
Kuat Sekali
|
1
|
Sempurna
|
Sumber : Nugroho, 2005 : 36